Dec 17, 2012



Peristiwa Rengasdengklok, menuju awal kemerdekaan

Oleh Dimas Riskyanto



Rengasdengklok adalah sebuah kota kecil yang memiliki arti sejarah yang sangat menarik. Banyak orang yang tidak asing dengan kota kecil Rengasdengklok, karena Rengasdengklok merupakan saksi sejarah yang mengantarkan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. Peristiwa Rengasdengkok ini terjadi karena di Indonesia terjadi Vacum of Power. Dimana terjadi kekosongan pemerintahan di Indonesia. Kekosongan pemerintahan ini terjadi karena pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 Amerika Serikat melakukan Ultimatum yang sangat dashyat terhadap jepang dengan meluncurkan Bom Atom di kota Hirosima dan Nagasaki. Hal ini membuat jepang kebingungan, di sisi lain jepang sedang menjajah Indonesia dan negara jepang sendiri sedang hancur lebur akibat bom Atom yang diluncurkan oleh Amerika Serikat.
Tanggal 14 Agustus 1945 jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu, jepang sudah tidak memiliki kekuatan sedikitpun untuk menjajah Indonesia pasca ultimatom Amerika Serikat terhadap Kota Nagasaki dan Hirosima tersebut. Pada saat itu juga Bung hatta beserta Bung karno baru pulang dari tempat pengasingan di Dalat, Vietnam. Kemudaian Bung Hatta memanggil ahmad soebardjo untuk mengklarifikasi tentang menyerahnya jepang kepada sekutu. Hal ini membuat sang proklamator senang karena sekutu telah menyerah. Tanggal 15 Agustus 1945 Soekarno, Hatta,dan Ahmad Soebardjo ke markas Gunseikanbu yang ternyata kosong, hal ini yang membuat ketiga tokoh tersebut mengalami kebingungan kenapa maskas jepang kosong, kemudian ada salah satu Angkatan laut jepang yang memberikan Informasi kepada Indonesia Laksamana Maeda bahwa jepang memang benar benar menyerah, laksamana Maeda memang sengaja tidak memberikan Informasi kepada Indobesia karena belum mendapatkan perintah dari Tokyo.
Sore hari tanggal 15 Agustus 1945 datang seorang pemuda ke rumah Hatta Subadio Sastrosatomo dan Subianto, mereka melakukan desakan kepada Bung Hatta agar segela memproklamirkan kemerdekaan. Tetapi perdebatan tersebut tanpa hasil. Pada pukul 21.30 WIB Hatta di jemput Soebardjo menuju rumah Soekarno, sekumpulan kaum muda mendesak soekarno untuk memproklamasikan kemerdekaan. Wikana sangat mendesak sekali kepada bung Krno dan berkata “ jika tidak di Prokalamiskan kemerdekaan malam ini juga , esok hari akan terjadi pertumpahan darah.” Perdebatan pun tidak memperoleh hasil. Karena juga merasa bingung demi nasib bangsa Indonesia. Golongan muda kemudian mengasingkan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok.  Rengasdengklok kota kecil dekat Karawang dipilih oleh para pemuda untuk mengamankan Soekarno-Hatta dengan perhitungan militer; antara anggota PETA ( Pembela Tanah Air ) Daidan Purwakarta dengan Daidan Jakarta telah terjalin hubungan erat sejak mereka mengadakan latihan bersama-sama. Di samping itu, Rengasdengklok letaknya terpencil sekitar 15 km. dari Kedunggede Karawang. Dengan demikian, deteksi dengan mudah dilakukan terhadap setiap gerakan tentara Jepang yang mendekati Rengasdengklok, baik yang datang dari arah Jakarta maupun dari arah Bandung atau Jawa Tengah. Insiden penculikan tersebut membuat Bung Karno kecewa dan sedikit marah. Walaupun di desak bagaimana pun Bung Krno mempunyai konsep sendiri tentang kemerdekaan Indonesia. Ketika di Saigon Vietnam Bung Karno sudah merencanakan tentang kemerdekaan Indonesia, tidak perlu di desak, tidak perlu di paksa, semua pasti ada jalannya. Bung Karno Pun punya konsep yang kuat. Waktu suasana tenang kembali. Setelah Bung Karno duduk. Dengan suara rendah ia mulai berbicara; ” Yang paling penting di dalam peperangan dan revolusi adalah saatnya yang tepat. Di Saigon, saya sudah merencanakan seluruh pekerjaan ini untuk dijalankan tanggal 17 “. ” Mengapa justru diambil tanggal 17, mengapa tidak sekarang saja, atau tanggal 16 ?” tanya Sukarni. ” Saya seorang yang percaya pada mistik”. Saya tidak dapat menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku. Akan tetapi saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang baik. Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama kita sedang berada dalam bulan suci Ramadhan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling suci bagi kita. tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu Jumat legi, Jumat yang berbahagia, Jumat suci. Al-Qur’an diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 rakaat, oleh karena itu kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia “. Demikianlah antara lain dialog antara Bung Karno dengan para pemuda di Rengasdengklok sebagaimana ditulis Lasmidjah Hardi ( 1984:61 ). Peristiwa Rengasdengklok merupakan peristiwa sejarah yang mempunyai makna penting. Setiap peristiwa sejarah ada nilai nilai yang harus kita petik untuk dilaksanakan dalam kehidupan kita. Jadi jadikan persitiwa sejarah sebagai cermin bagi kehidupan bangsa Indonesia.

No comments:

Post a Comment