Peristiwa
Rengasdengklok, menuju awal kemerdekaan
Oleh Dimas Riskyanto
Rengasdengklok
adalah sebuah kota kecil yang memiliki arti sejarah yang sangat menarik. Banyak
orang yang tidak asing dengan kota kecil Rengasdengklok, karena Rengasdengklok
merupakan saksi sejarah yang mengantarkan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. Peristiwa
Rengasdengkok ini terjadi karena di Indonesia terjadi Vacum of Power. Dimana terjadi
kekosongan pemerintahan di Indonesia. Kekosongan pemerintahan ini terjadi
karena pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 Amerika Serikat melakukan Ultimatum
yang sangat dashyat terhadap jepang dengan meluncurkan Bom Atom di kota
Hirosima dan Nagasaki. Hal ini membuat jepang kebingungan, di sisi lain jepang
sedang menjajah Indonesia dan negara jepang sendiri sedang hancur lebur akibat
bom Atom yang diluncurkan oleh Amerika Serikat.
Tanggal
14 Agustus 1945 jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu, jepang sudah tidak
memiliki kekuatan sedikitpun untuk menjajah Indonesia pasca ultimatom Amerika
Serikat terhadap Kota Nagasaki dan Hirosima tersebut. Pada saat itu juga Bung
hatta beserta Bung karno baru pulang dari tempat pengasingan di Dalat, Vietnam.
Kemudaian Bung Hatta memanggil ahmad soebardjo untuk mengklarifikasi tentang
menyerahnya jepang kepada sekutu. Hal ini membuat sang proklamator senang
karena sekutu telah menyerah. Tanggal 15 Agustus 1945 Soekarno, Hatta,dan Ahmad
Soebardjo ke markas Gunseikanbu yang ternyata kosong, hal ini yang membuat
ketiga tokoh tersebut mengalami kebingungan kenapa maskas jepang kosong,
kemudian ada salah satu Angkatan laut jepang yang memberikan Informasi kepada
Indonesia Laksamana Maeda bahwa jepang memang benar benar menyerah, laksamana
Maeda memang sengaja tidak memberikan Informasi kepada Indobesia karena belum
mendapatkan perintah dari Tokyo.
Sore
hari tanggal 15 Agustus 1945 datang seorang pemuda ke rumah Hatta Subadio
Sastrosatomo dan Subianto, mereka melakukan desakan kepada Bung Hatta agar
segela memproklamirkan kemerdekaan. Tetapi perdebatan tersebut tanpa hasil. Pada
pukul 21.30 WIB Hatta di jemput Soebardjo menuju rumah Soekarno, sekumpulan
kaum muda mendesak soekarno untuk memproklamasikan kemerdekaan. Wikana sangat
mendesak sekali kepada bung Krno dan berkata “ jika tidak di Prokalamiskan
kemerdekaan malam ini juga , esok hari akan terjadi pertumpahan darah.” Perdebatan
pun tidak memperoleh hasil. Karena juga merasa bingung demi nasib bangsa
Indonesia. Golongan muda kemudian mengasingkan Soekarno Hatta ke
Rengasdengklok. Rengasdengklok kota kecil
dekat Karawang dipilih oleh para pemuda untuk mengamankan Soekarno-Hatta dengan
perhitungan militer; antara anggota PETA ( Pembela Tanah Air ) Daidan Purwakarta dengan Daidan Jakarta telah terjalin hubungan erat sejak mereka
mengadakan latihan bersama-sama. Di samping itu, Rengasdengklok letaknya
terpencil sekitar 15 km. dari Kedunggede Karawang. Dengan demikian, deteksi
dengan mudah dilakukan terhadap setiap gerakan tentara Jepang yang mendekati
Rengasdengklok, baik yang datang dari arah Jakarta maupun dari arah Bandung
atau Jawa Tengah. Insiden penculikan tersebut membuat Bung Karno kecewa
dan sedikit marah. Walaupun di desak bagaimana pun Bung Krno mempunyai konsep
sendiri tentang kemerdekaan Indonesia. Ketika di Saigon Vietnam Bung Karno
sudah merencanakan tentang kemerdekaan Indonesia, tidak perlu di desak, tidak
perlu di paksa, semua pasti ada jalannya. Bung Karno Pun punya konsep yang
kuat. Waktu suasana tenang kembali. Setelah Bung Karno duduk. Dengan suara
rendah ia mulai berbicara; ” Yang
paling penting di dalam peperangan dan revolusi adalah saatnya yang tepat. Di
Saigon, saya sudah merencanakan seluruh pekerjaan ini untuk dijalankan tanggal
17 “. ” Mengapa justru diambil tanggal 17, mengapa tidak sekarang saja,
atau tanggal 16 ?” tanya Sukarni. ” Saya seorang yang percaya pada mistik”. Saya tidak dapat
menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan
kepadaku. Akan tetapi saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat
yang baik. Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama kita sedang berada dalam
bulan suci Ramadhan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling
suci bagi kita. tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu Jumat legi, Jumat
yang berbahagia, Jumat suci. Al-Qur’an diturunkan tanggal 17, orang Islam
sembahyang 17 rakaat, oleh karena itu kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia “. Demikianlah antara lain
dialog antara Bung Karno dengan para pemuda di Rengasdengklok sebagaimana
ditulis Lasmidjah Hardi ( 1984:61 ). Peristiwa Rengasdengklok merupakan
peristiwa sejarah yang mempunyai makna penting. Setiap peristiwa sejarah ada
nilai nilai yang harus kita petik untuk dilaksanakan dalam kehidupan kita. Jadi
jadikan persitiwa sejarah sebagai cermin bagi kehidupan bangsa Indonesia.
No comments:
Post a Comment