Maritim
Indonesia : dalam Tinjauan History.
Oleh
Dimas Riskyanto
Indonesia termasuk dalam lingkungan negara kepulauan,
dimana mayoritas negara terdiri dari berbagai macam laut. Indonesia merupakan
negara yang kaya akan biota laut, Indonesia harusnya bersyukur dan menjaga
dengan teguh aspek dari maritim Indonesia. Jika ditinjau dari aspek History
Indonesia sejak jaman kerajaan Majapahit dan Sriwijaya, Maritim Indonesia sudah
dimanfaatkan untuk aspek perdagangan Internasional. Letak maritim Indonesia
sangat strategis, jalur maritim Indonesia merupakan jalur utama untuk melakukan
perdagangan Internasional. Pada sekitar abad ke-14 dan permulaan abad ke-15
terdapat lima jaringan perdagangan (commercial zones). Pertama, jaringan
perdagangan Teluk Bengal, yang meliputi pesisir Koromandel di India Selatan,
Sri Lanka, Burma (Myanmar), serta pesisir utara dan barat Sumatera. Kedua,
jaringan perdagangan Selat Malaka. Ketiga, jaringan perdagangan yang meliputi
pesisir timur Semenanjung Malaka, Thailand, dan Vietnam Selatan. Jaringan ini
juga dikenal sebagai jaringan perdagangan Laut Cina Selatan. Keempat, jaringan
perdagangan Laut Sulu, yang meliputi pesisir barat Luzon, Mindoro, Cebu,
Mindanao, dan pesisir utara Kalimantan (Brunei Darussalam). Kelima, jaringan
Laut Jawa, yang meliputi kepulauan Nusa Tenggara, kepulauan Maluku, pesisir
barat Kalimantan, Jawa, dan bagian selatan Sumatera. Jaringan perdagangan ini berada
di bawah hegemoni Kerajaan Majapahit.
Begitu Istimewanya maritim Indonesia, sangat penting
kedudukannya di dunia Internasional. Kerajaan majapahit dan Sriwijaya mempunyai
peranan penting dalam membangun maritim Indonesia. Tetapi sejak masuknya VOC
maritim Indonesia mengalami kemunduran, hal ini diakibatkan karena terjadinya Perjanjian Giyanti pada tahun 1755
antara Belanda dengan Raja Surakarta dan Yogyakarta mengakibatkan kedua raja tersebut
harus menyerahkan perdagangan hasil wilayahnya kepada Belanda. Sejak itu,
terjadi penurunan semangat dan jiwa bahari bangsa Indonesia, dan pergeseran
nilai budaya, dari budaya bahari ke budaya daratan. Namun demikian, budaya
bahari Indonesia tidak boleh hilang karena alamiah Indonesia sebagai negara
kepulauan terus menginduksi, membentuk budaya bahari bangsa Indonesia. Sebenarnya
Maritim Indonesia mempunyai keunggulan di antara negara negara Asia Tenggara,
karena letak dari maritim Indonesia sangat strategis. Masyarakat Indonesia
harusnya bisa mengelolah maritim Indonesia dengan baik, jika masyarakat bisa
mengerti dan mengelolah maritim Indonesia pasti negara Indonesia akan menjadi
negara yang kaya akan aspek laut.
Bung karno pun pernah berpidato saat pembukaan
LEMHANAS tahun 1965 mengatakan “"Geopolitical Destiny" dari Indonesia
adalah maritim. Kita sebagai bangsa Indonesia harus sadar akan pentingnya
budaya bahari Indonesia. Tetapi Aplikasinya kita sebagai bangsa Indonesia
kurang bahkan merusak budaya bahari Indonesia, seperti melakukan pukat harimau,
memberi ranjau di perairan Indonesia. Perlu di ketahui bahwa maritim Indonesia sangat
kaya akan hasil laut, bahkan banyak para pencari ikan ilegal dari negara
tetangga mengambil hasil laut Indonesia secara diam diam. Apakah kita sebagai
bangsa Indonesia tidak merasa sedih. Meskipun pemerintah telah melakukan
berbagai cara seperti pada era Prof.Dr.ing B.J Habibie pada tahun 1998 Presiden
BJ Habibie mendeklarasikan visi pembangunan kelautan Indonesia dalam “Deklarasi
Bunaken”. Inti dari deklarasi tersebut adalah laut merupakan peluang, tantangan
dan harapan untuk masa depan persatuan, kesatuan dan pembangunan bangsa
Indonesia. Sejak tahun 1999 Presiden Abdurrahman Wahid menyatakan komitmennya
terhadap pembangunan kelautan. Komitmen pembangunan pemerintah di bidang
kelautan, diwujudkan dengan dibentuknya Departemen Eksplorasi Laut pada tanggal
26 Oktober 1999 dan menempatkan Sarwono Kusumaatmadja sebagai menteri pertama.
Pada bulan Desember nama departemen ini berubah menjadi
Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan, dan sejak awal tahun 2001 berubah
lagi menjadi Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) hingga sekarang. Tetapi tidak
ada kerja sama dari masyarakat Indonesia hal itu akan sia sia. Oleh karena itu
perlunya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat untuk membangun budaya
bahari di Indonesia. Jangan tinggalkan sejarah Indonesia dengan tujuan untuk
membuat negara Indonesia menjadi lebih baik.
No comments:
Post a Comment