Dec 21, 2012


Mata pelajaran Sejarah, Pembentuk nilai karakter.

Oleh Dimas Riskyanto



Mata pelajaran merupakan mata pelajaran yang di dianggap membosankan, tetapi peserta didik kurang mengetahui khasiat dari belajar sejarah.

Mata pelajaran sejarah saat itu bukan hanya diajarkan pada disiplin ilmu sosial saja, tetapi ilmu alam juga wajib untuk mempelajari ilmu sejarah, karena ilmu sejarah termasuk disiplin Ilmu Humaniora. Ilmu sejarah juga sangat penting, jika ilmu sosial saja yang mempelajari ilmu sejarah maka ilmu alam akan lemah tentang sejarah bangsanya. Oleh karena itu mata pelajaran sejarah mempunyai peranan penting sekali dalam dunia pendidikan. Yang menjadi pertanyaan kenapa pembelajaran sejarah membosankan? Kenapa setiap peserta didik yang mempelajari sejarah rasanya kurang tertarik? Ada apa dengan mata pelajaran sejarah. Inilah yang menjadi tantangan guru sejarah untuk membangkitkan siswa agar tertarik dengan pembelajaran sejarah.
Guru sejarah harus memahami tentang karakteristik pembelajaran sejarah, pembelajaran sejarah memang kurang tertarik jika hanya dilakukan dengan metode ceramah saja. Pembelajaran sejarah harus dilaksanakan dengan metode metode yang menarik minat siswa dengan pembelajaran sejarah. Misalnya dengan metode bermain peran atau Role playing. Dengan metode tersebut peserta didik akan melakukan drama sejarah terkait peristiwa Rengas dengklok. Dengan metode bermain peran maka akan menumbuhkan rasa kreatiftas yang tinggi terhadap siswa dan tanggung jawab. Siswa tidak bosan , siswa tidak jenuh dengan mata pelajaran sejarah. Alternatif lain guru perlu menggunakan metode karya wisata, karya wisata ini bisa dilakuakan setahun sekali atau setiap semester. Tetapi metode karya wisata ini dilakukan untuk menggali potensi sejarah lokal, bukan untuk pergi jalan jalan keluar kota atau sebagainya. Tujuan metode karya wisata peserta didik akan mengetahui dimana tempat tempat bersejarah di kota tersebut. Hal tersebut akan mendorong nilai rasa ingin tahu peserta didik. Tantangan untuk meningkatkan minat mata pelajaran sejarah sangatlah sulit, tetapi apabila guru sejarah dapat menggunakan nilai kreatifitas maka mata pelajaran sejarah akan menjadi mata pelajaran yang menyenagkan.

Peserta didik juga harus sungguh sungguh dalam mempelajari sejarah. Perlu kita tahu tujuan pembelajaran sejarah di sekolah bukan hanya untuk menghafal dan menghafal, tetapi untuk menerapkan peristiwa peristiwa sejarah yang positif kepada pribadi peserta didik. Selain itu  juga memberikan gambaran untuk masa kini dan yang akan datang. Tujuan pendidikan  sejarah   menurut Bourdillon ( 1994) idealnya adalah  membantu peserta didik meraih kemampuan sebagai berikut : (1)  memahami masa lalu   dalam konteks masa kini, (2) membangkitkan minat terhadap masa lalu yang bermakna,  (3) membantu  memahami identitas diri, keluarga , masyarakat dan bangsanya , (4)  membantu memahami akar budaya dan inter relasinya dengan berbagai aspek kehidupan  nyata , (5) memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang negara  dan  budaya bangsa   lain di berbagai belahan dunia , (6) melatih berinkuiri dan memecahkan masalah , (7)  memperkenalkan pola berfikir ilmiah dari para ilmuwan sejarah sejarah , dan (8)  mempersiapkan peserta didik untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi . Merujuk kepada pemikiran Djamarah dan Zain (  2002)  dan Hamalik ( 2004)  ada  lima  kegiatan utama  dalam  merancang strategi  pembelajaran sejarah  , yakni  :
 1. mengidentifikasi kemampuan kondisi awal peserta didik , serta menetapkan
spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku  dan kepribadian  peserta didik
sebagaimana diharapkan  .   
2. memilih sistem pendekatan pembelajaran sejarah berdasarkan  aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat  .
3. memilih dan menetapkan  prosedur, metode, dan teknik  mengajar sejarah yang
dianggap paling cocok  dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru
dalam memunaikan tugasnya . 
4. menetapkan norma – norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria  serta
standar keberhasilan  agar  dapat dijadikan pedoman oleh guru  dalam melakukan  
5. evaluasi baik  proses maupun hasil belajar sejarah , yang selanjutnya  akan
dijadikan umpan balik  untuk penyempurnaan sistem pembelajaran secara
keseluruhan.
Apabila seorang guru bisa menggunakan metode yang menunjang kreatifitas siswa , maka pembelajaran sejarah akan menjadi menarik misalnya seperti Role playing, karya wisata, menggunakan film dokumenter. Dan jika siswa tertarik dan senang terhadap pembelajaran sejarah maka nilai nilai karakter siswa akan muncul secara sendirinya melalui pembelajaran sejarah seperti cinta tanah air, rasa ingin tahu, demokratis, tanggung jawab, kreatif, dan lain sebagainya. Oleh karena itu cintailah pelajaran sejarah untuk membuat pribadi yang bijaksana.


” Manusia hendaknya  tidak terjatuh  dua kali pada lubang  yang sama ! ” ,  ” Histiroria Vitae Magistra ! Sejarah adalah guru kehidupan   ! ”.

No comments:

Post a Comment