Mata
pelajaran Sejarah, Pembentuk nilai karakter.
Oleh
Dimas Riskyanto
Mata
pelajaran merupakan mata pelajaran yang di dianggap membosankan, tetapi peserta
didik kurang mengetahui khasiat dari belajar sejarah.
Mata
pelajaran sejarah saat itu bukan hanya diajarkan pada disiplin ilmu sosial
saja, tetapi ilmu alam juga wajib untuk mempelajari ilmu sejarah, karena ilmu
sejarah termasuk disiplin Ilmu Humaniora. Ilmu sejarah juga sangat penting,
jika ilmu sosial saja yang mempelajari ilmu sejarah maka ilmu alam akan lemah
tentang sejarah bangsanya. Oleh karena itu mata pelajaran sejarah mempunyai
peranan penting sekali dalam dunia pendidikan. Yang menjadi pertanyaan kenapa
pembelajaran sejarah membosankan? Kenapa setiap peserta didik yang mempelajari
sejarah rasanya kurang tertarik? Ada apa dengan mata pelajaran sejarah. Inilah yang
menjadi tantangan guru sejarah untuk membangkitkan siswa agar tertarik dengan
pembelajaran sejarah.
Guru
sejarah harus memahami tentang karakteristik pembelajaran sejarah, pembelajaran
sejarah memang kurang tertarik jika hanya dilakukan dengan metode ceramah saja.
Pembelajaran sejarah harus dilaksanakan dengan metode metode yang menarik minat
siswa dengan pembelajaran sejarah. Misalnya dengan metode bermain peran atau
Role playing. Dengan metode tersebut peserta didik akan melakukan drama sejarah
terkait peristiwa Rengas dengklok. Dengan metode bermain peran maka akan
menumbuhkan rasa kreatiftas yang tinggi terhadap siswa dan tanggung jawab. Siswa
tidak bosan , siswa tidak jenuh dengan mata pelajaran sejarah. Alternatif lain
guru perlu menggunakan metode karya wisata, karya wisata ini bisa dilakuakan
setahun sekali atau setiap semester. Tetapi metode karya wisata ini dilakukan
untuk menggali potensi sejarah lokal, bukan untuk pergi jalan jalan keluar kota
atau sebagainya. Tujuan metode karya wisata peserta didik akan mengetahui
dimana tempat tempat bersejarah di kota tersebut. Hal tersebut akan mendorong
nilai rasa ingin tahu peserta didik. Tantangan untuk meningkatkan minat mata
pelajaran sejarah sangatlah sulit, tetapi apabila guru sejarah dapat
menggunakan nilai kreatifitas maka mata pelajaran sejarah akan menjadi mata
pelajaran yang menyenagkan.
Peserta
didik juga harus sungguh sungguh dalam mempelajari sejarah. Perlu kita tahu
tujuan pembelajaran sejarah di sekolah bukan hanya untuk menghafal dan
menghafal, tetapi untuk menerapkan peristiwa peristiwa sejarah yang positif
kepada pribadi peserta didik. Selain itu juga memberikan gambaran untuk masa kini dan
yang akan datang. Tujuan pendidikan
sejarah menurut Bourdillon (
1994) idealnya adalah membantu peserta
didik meraih kemampuan sebagai berikut : (1)
memahami masa lalu dalam konteks masa kini, (2) membangkitkan
minat terhadap masa lalu yang bermakna, (3)
membantu memahami identitas diri,
keluarga , masyarakat dan bangsanya , (4) membantu memahami akar budaya dan inter
relasinya dengan berbagai aspek kehidupan nyata , (5) memberikan pengetahuan dan
pemahaman tentang negara dan budaya bangsa
lain di berbagai belahan dunia ,
(6) melatih berinkuiri dan memecahkan masalah , (7) memperkenalkan pola berfikir ilmiah dari para
ilmuwan sejarah sejarah , dan (8) mempersiapkan
peserta didik untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi . Merujuk
kepada pemikiran Djamarah dan Zain ( 2002) dan Hamalik ( 2004) ada
lima kegiatan utama dalam
merancang strategi pembelajaran
sejarah , yakni :
1. mengidentifikasi kemampuan kondisi awal
peserta didik , serta menetapkan
spesifikasi
dan kualifikasi perubahan tingkah laku
dan kepribadian peserta didik
sebagaimana
diharapkan .
2.
memilih sistem pendekatan pembelajaran sejarah berdasarkan aspirasi dan
pandangan
hidup masyarakat .
3.
memilih dan menetapkan prosedur, metode,
dan teknik mengajar sejarah yang
dianggap
paling cocok dan efektif sehingga dapat
dijadikan pegangan oleh guru
dalam
memunaikan tugasnya .
4.
menetapkan norma – norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta
standar
keberhasilan agar dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan
5.
evaluasi baik proses maupun hasil
belajar sejarah , yang selanjutnya akan
dijadikan
umpan balik untuk penyempurnaan sistem
pembelajaran secara
keseluruhan.
Apabila
seorang guru bisa menggunakan metode yang menunjang kreatifitas siswa , maka
pembelajaran sejarah akan menjadi menarik misalnya seperti Role playing, karya
wisata, menggunakan film dokumenter. Dan jika siswa tertarik dan senang
terhadap pembelajaran sejarah maka nilai nilai karakter siswa akan muncul
secara sendirinya melalui pembelajaran sejarah seperti cinta tanah air, rasa
ingin tahu, demokratis, tanggung jawab, kreatif, dan lain sebagainya. Oleh karena
itu cintailah pelajaran sejarah untuk membuat pribadi yang bijaksana.
”
Manusia hendaknya tidak terjatuh dua kali pada lubang yang sama ! ” , ” Histiroria Vitae Magistra ! Sejarah adalah
guru kehidupan ! ”.
No comments:
Post a Comment