OPTIMIS : BANGKIT DARI KEGAGALAN
Oleh
Dimas Riskyanto
Dalam
menerapkan pemikiran pemikiran positif itu tidak mudah, butuh proses panjang
dan butuh pemahaman yang mendalam agar kita selalu bersifat positif dan
optimis. Padahal kalau kita berfikir positif dan selalu optimis akan banyak
hikmah yang kita dapat dari pemikiran tersebut. Jelaslah bahwa dalam ajaran
agama pun kita di amanatkan untuk berfikir optimis, karena ke optimisan manusia
dapat membawa dampat positif bagi manusia itu sendiri maupun orang lain.
Teruslah berfikir mencoba berfikir optimis dan mencoba berfikir optimis,
ingatlah seorang tokoh India pernah berkata “ Orang yang mau mencoba tidak akan
pernah gagal.” Dan buktinya pemikiran pemikiran positif dan optimis ini sudah
di coba oleh saudara saudara kita yang mau bangkit seperti halnya Sugeng, asal
mojokerto, jawa Timur, beliau adalah penyandang cacat yang kehilangan sebelah
kakinya karena kecelakaan. Tetapi meskipun sugeng adalah seorang yang cacat,
beliau selalu berfikir optimis dan punya keinginan untuk bisa menolong orang
banyak. Selain Sugeng ada Jonet, asal solo, jawa tengah yang kedua kakinya
lumpuh mendadak sejak remaja.
Sugeng
dan jonet merupakan laki laki yang tidak mau kalah pada nasib, beliau selalu
berfikir optimis dan akan bangkit dari kegagalan. Beliau selalu berfikir kalau
hidup hanyalah sebuah permainan, tergantung bagaimana kita untuk menjungkalkan
kelemahan jiwa jauh jauh dari jurang, lalu tampil sebagai pemenang yang menarik
perhatian banyak orang. Akhirnya jonet masuk pusat rehabilitasi, disana beliau
belajar menjahit. Karena beliau yakin dengan menjahit beliau bisa mencari uang.
Dengan kegigihan menyakini keterampilan menjahitnya kahirnya jonet dia direkrut
oleh perusahaan garmen. Setalh dua tahun bekerja, jonet gelisah memikirkan
rekan rekannya di pusat rehabilitasi, dan akhirnya jonet berhenti di perusahaan
garmen tersebut dan dia mendirikan perusahaan garmen kecil dengan merekrut
rekan rekannya di pusat rehabilitasi. Memang sangat mulia tujuan jonet, dia
tidak mementingkan diri sendiri tetapi juga rekan rekannya.
Timbul
lagi dorongan pada sugeng untuk lebih mengubah keadaan, karena ingin berjalan
kaki dan mengendarai sepeda motor , sugeng kembali membuat kaki pals utuk
dirinya agar beliau mengabulkan keinginannya. Dan sugeng pun sukses membuat
kaki palsunya. Bahkan banyak yang tertarik terhadap kaki palsu yang dibuat oleh
sugeng.
Banyak
pasien penyandang cacat meminta bantuan sugeng untuk membuat kaki palsunya, dan
sugeng pun menerima apa yang diminta pasien dan uniknya sugeng tidak meinta
imbalan apapun atas jasa nya di lakukannya, hanya saja sugeng meminta kepada
pasien tersebut untuk menyediakan bahannya sendiri dan sugeng yang membuatnya.
Hal itu banyak mendapatkan perhatian dari kalangan masyarakat, dan akhirnya
sugeng membuat bengkel kecil kecilan dan sebagian pasien menawarkan diri untuk
bekerja di bengkel sugeng dan sugeng dengan kelapangan dadanya menerima dan
menulanarkan keterampilannya membuat kaki palsu kepada orang orang cacat yang
masih menganggur termasuk kepada orang orang normal yang membutuhkan pekerjaan.
Begitu gigihnya usaha yang dikerjakan sugeng dan jonet meskipun beliau cacat
fisik tetapi beliau masih bisa semangat dan optimis untuk menatap masa depannya
hingga menarik perhatian masyarakat. Kiprahnya sugeng dan Jonet akhirnya
mendapatkan apresiasi sebagai sang Inspirator” semangat hidup pantang
menyerah”. Keduanya terpilih menjadi bintang iklan produk jamu bersama Mbah
Maridjan yang menjadi Juru Kunci Gunung Merapi.
Kalau
seseorang mau bersikap optimis dan mau bangkit dengan semangat pasti akan
berhasil menghadapi realita di dunia ini, kemauan yang kuatlah yang
mengantarkan kita dalam kesuksesan seperti halnya sugeng dan Jonet. Tak hanya
sugeng dan Junoet yang mau berusaha dalam menghadapi kehidupan yang panas ini
tetapi ada juga si Wanhar Umar belum genap usia 15 tahun dia sudah menjadi
seorang guru demi memajukan pendidikan di kampung halamannya. Padahal Wanhar
hanya laki laki berusia 15 tahun dan hanya mengeyam pendidikan terakhir Sekolah
Dasar. Banyak orang bertanya seorang anak lulusan sekolah dasar sudah bisa
menjadi guru, tetapi Wanhar berpendapat keadaanlah yang membuat wanhar seperti
itu.
Awal
mulanya ketika satu satunya guru sekali merangkap menjadi kepala sekolah di SD
kampung halamannya di daerah sumatera selatan, memasuki masa pansiun. Sang guru
pun lantas menunjuk Wanhar untuk menggantikan posisinya, “ Sebab tak ada warga
di desa kami yang berminat jadi Guru,” kata Wanhar. Lantas Wanhar mungkin guru
paling muda dalam sejarah pendidikan di Indonesia ini. Dengan segala
keterbatasan yang ada dia mengajar murid muridnya yang notabene adik kelasnya
sendiri. Tetapi dengan segala keterbatasan wanhar, dia tetap Optimis dan yakin
bisa membawa pendidikan di daerahnya menjadi pendidikan yang lebih baek dan lebih
berkembang di dunia Pendidikan di Indonesia.
Selain
menjadi Guru Wanhar juga menambah penghasilannya dengan sebagai buruh karet.
Wanhar tidak pernah sifat pesimis dalam menghadapi realita yang pahit ini,
tetapi dia selalu optimis dan penuh semangat dalam menghadapi kekurangan yang
ada pada dirinya. Sungguh mulia tugas wanhar sebagai pendidik. Apapun dia
jalani asalkan halal baginya. Tidak dibayar pun dia ikhlas demi tercapainya
pendidikan yang sukses di kampung halamannya. Tidak mudah untuk menjadi Pribadi
seperti Sugeng, Jonet dan Wanhar. Tetapi semua bisa mempunyai semangat seperti
beliau. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini selama mereka mau berusaha
dan pantang menyerah.
Hai orang orang
yang beriman! Bertawakkallah kepada Allah. Hendaknya setiap orang memerhatikan
apa yang telah dilakuannya sebagai persediaan untuk hari esok. Bertakwalah
kepada Allah. Sungguh Allah mengetahui apa yang kamu lakukan.
( Q.S. Al- Hasyr
( 59) : 18 )
No comments:
Post a Comment